Di Indonesia, yang warganya mencintai media sosial, Facebook adalah bisnis besar. Sebagai salah satu pasar terbesar untuk platform tersebut, sedikit mengejutkan bahwa Indonesia adalah negara ketiga yang paling terkena dampak dalam skandal pelanggaran data cambridge analytica.
Facebook memperkirakan bahwa 748 akun Indonesia menyelenggarakan kuis kepribadian yang gunakan untuk mengumpulkan data mereka, serta semua teman Facebook mereka, yang mewakili 1.096.666 pengguna. Data ini kemudian dijual ke Cambridge Analytica untuk digunakan secara jelas dalam kampanye politik yang ditargetkan.
Tanggapan dari politisi Indonesia jauh lebih tegas daripada di tempat lain di dunia. Ancaman telah dibuat untuk memblokir akses ke Facebook, sementara anggota parlemen telah memanfaatkan kesempatan untuk menghadapi platform pada masalah media sosial lainnya, termasuk penyebaran berita palsu dan konten ekstremis.
Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Rudiantara memiliki reputasi sebagai pejabat yang suka bereaksi sangat keras ketika menyangkut pemblokiran situs dan konten di Indonesia. Pada bulan Maret, platform blog populer Tumblr diblokir setelah Rudiantara mengetahui dan mengutip bahwa (Tumblr) menawarkan akses mudah kepada konten pornografi.
Demikian juga, pada tahun 2016, aplikasi perpesanan Korea LINE diancam diblokir, kecuali mereka menghapus stiker dan gambar yang dilihat sebagai “pro-LGBT.” Tahun lalu, aplikasi pesan terenkripsi Telegram juga sementara diblokir dari Indonesia setelah kementerian mengatakan mereka gagal untuk menangani konten ekstremis.
Facebook mungkin populer, tetapi tekanannya meningkat. Kepolisian Republik Indonesia telah meluncurkan penyelidikan atas pelanggaran data, dengan peringatan bahwa karyawan Facebook lokal bisa dipenjara hingga dua belas tahun karena melanggar undang-undang privasi.
Sementara polisi belum mengisolasi pengguna yang datanya dikompromikan, laporan individu mungkin tidak diperlukan. Penuntutan bisa terjadi di bawah Undang-Undang Transaksi Informasi dan Transaksi Elektronik yang kontroversial, yang mengharuskan pengguna memberikan izin sebelum data pribadi dibagikan.
Dengar pendapat umum selama lima jam pekan lalu di parlemen di Jakarta memunculkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Staf Facebook menawarkan permintaan maaf tetapi sedikit klarifikasi tentang sejauh mana pelanggaran tersebut terjadi.
Dengan lebih dari satu juta profil orang Indonesia dikatakan terpengaruh—mewakili hampir 1,3 persen dari total profil global—Rudiantara telah mengirim surat kedua keFacebook dalam upaya untuk menentukan secara tepat data apa yang diambil dan bagaimana data itu digunakan.
Namun masalah yang lebih besar adalah waktu. Ada kekhawatiran data yang dicuri dapat digunakan untuk mempengaruhi pemilihan daerah (Pilkada) untuk memilih bupati, walikota, dan gubernur pada bulan Juni. Menunjuk ke laporan data yang masih samar-samar yang digunakan untuk mempengaruhi pengguna selama pemilihan presiden AS 2016, politisi Indonesia khawatir cakupan pelanggaran dapat memungkinkan gangguan serupa terjadi.
Mungkin ini merupakan kekhawatiran yang wajar mengingat keterlibatan perusahaan induk Cambridge Analytica, SCL Group, dalam politik Indonesia, jauh sebelum adanya Facebook. Perusahaan Inggris itu tiba di Jakarta pada masa-masa ‘peralihan’ dari era pasca-Suharto, yang konon (melakukan pekerjaannya) “atas perintah” kelompok-kelompok pro-demokrasi.
Sebuah laporan Kuarsa awal bulan ini mengutip laporan SCL Group yang belum dirilis yang mengatakan keterlibatannya di Jakarta termasuk survei berskala besar, komunikasi politik, dan penyelenggaraan unjuk rasa para mahasiswa untuk membantu mereka “melepaskan amarah.”
Unjuk rasa ini dilaporkan diadakan sebagai tanggapan terhadap data survei yang menemukan bahwa mahasiswa “adalah penghasut utama dari kerusuhan,” dan dirancang untuk mempengaruhi generasi muda sebagai pengganti kerusuhan sosial lebih lanjut.
Jadi, kesimpulan pada berita ini facebook mempunyai dampak baik dan dampak buruk. Dampak baiknya kita bisa lebih mudah bertukar pikiran dengan teman/orang lain. Kita juga bisa mendapat lapak gratis untuk berjualan online. Tetapi, facebook juga mempunya banyak dampak buruk contohnya orang orang dapat dengan mudah menyebarkan berita hoax, dan menghasut orang orang untuk menciptakan kerusuhan.
Sumber: ://www.matamatapolitik.com/dampak-facebook-atas-politik-indonesia-lampaui-skandal-cambride-analytica/